Selasa, 13 Desember 2011

Managing People


 Mengelola Hubungan Kerja dengan Atasan Anda
Oleh : Abu Majid
    Pergantian atasan, baik setingkat Direktur, Kakom, Kadept atau Kabag diperusahaan kita Pupuk Kaltim ini adalah sesuatu hal yang jamak terjadi. Ada saja rekan kita yang mendapat isyu lebih dulu daripada kita. Baru sekedar isyu saja tak jarang kita sudah mulai berpolemik, bermain prasangka dengan “katanya” .” Wah Dia itu orang hebat lho, ‘katanya’ begini dan begitu” atau sebaliknya jika sebelumnya, kita pernah mendapat kabar burung bahwa atasan yang baru itu bukanlah seorang yang bersahabat, maka kitapun sudah berani ‘memprovokasi’ pikiran rekan-rekan kita. Jika toch ‘prasangka’ buruk kita itu ternyata itu benar, tentu sebagai bawahan tak ada yang bisa kita lakukan kecuali menerimanya.

Dalam dunia kerja, banyak orang berpendapat bahwa mengelola karyawan (managing people), hanyalah tugas para punggawa SDM, hanyalah ditujukan bagi atasan terhadap bawahannya. Tidak banyak orang yang menyadari bahwa hubungan kerja dengan atasan juga perlu bahkan wajib dikelola oleh bawahan. Mengelola hubungan kerja dengan atasan serupa dengan mengelola hubungan dengan pelanggan anda. Kedua hal tersebut berkaitan dengan pengelolaan manusia dan hubungan baik. Bagaimana mungkin anda berharap atasan anda sebagai ‘pendatang baru’ langsung mengetahui seluk beluk di tempat kerja barunya. Tentunya anda yang berkewajiban menginformasikan padanya.Tidak banyak orang yang menyadari pentingnya memiliki hubungan baik dengan atasan. Prinsip hidup yang selalu dipesankan orangtua, khususnya orang jawa adalah bersikap “Lembah manah” atau bisa diartikan rendah hati,santun, Hormat pada yang tua dan menghargai pada yang muda. Prinsip ini harus kita terapkan pada situasi dan kondisi apapun, dimanapun  dan pada siapapun. Seperti kata seorang mentoring Jamil Azaini dari lembaga KUBIK, yang mengumpamakan “ Ketika kita melempar batu ke atas maka batu itu akan turun dan menimpa kita, begitu pula kalau yang kita lempar adalah sepotong roti maka roti itupun akan kembali pada kita”.

   Pentingnya mengelola hubungan baik dengan atasan kita sangat erat kaitanya dengan karier dan masa depan kita. Tak perlu takut di ‘cap’ kurang baik oleh rekan-rekan anda. Selama kedekatan anda dengan atasan didasari ketulusan dan niatan baik sebatas hubungan kerja ( bukan ‘cari muka’ ), maka selamanya akan menguntungkan anda dan atasan anda. Perlu di ingat bahwa atasan atau para boss adalah manusia biasa, mereka bukanlah paranormal yang dalam istilah jawa “Mangerti sak durunge Winarah”. Jadi bagaimana mungkin atasan anda tahu dengan pasti masalah anda jika tidak ada komunikasi. Bagaimana mungkin anda berharap atasan tahu sendiri permasalahan anda tanpa anda mengungkapkanya. Boss anda adalah orang yang sibuk memikirkan permasalahan yang komplek.Namun, meski demikian sebagai boss yang baik, seorang atasan harus menyadari benar bahwa Ia dipercaya menduduki jabatanya karena memang dianggap mampu, baik dari segi skill pekerjaan maupun skill dalam managing para bawahanya. Jadi sebagaimana saya tulis berkali-kali dalam artikel-artikel saya sebelumnya, seorang Boss yang bijak harus lah dapat membaca situasi dilingkungan yang dikelolanya, Ia harus dapat membaca riak-riak kecil yang ada, jangan sampai riak itu menjadi gelombang yang akan menghantam dirinya sendiri.
Sudah pasti, seorang atasan memainkan peranan yang sangat penting pada kemajuan karier seseorang. Bagi bawahan, atasannya ialah orang yang merekomendasikan kenaikan gaji dan promosi.

   Seorang boss yang masih berorentasi pada jaman dulu, maka akan berprinsip Jabatan sama dengan kekuasaan. Sudah seharusnya prinsip tersebut dibuang jauh-jauh. Seorang atasan seharusnya lebih mampu mengelola  emosi dan bukan harga diri, sehingga ketika ada konflik dengan bawahan, seorang atasan dapat merunut dari awal akar permasalahannya dan mencari pemecahanya, bukan sebaliknya mengatasnamakan jabatan dan buru-buru ‘mencap’ bawahan dengan stempel ‘pembangkang’.
   Pada sisi lain, hubungan atasan-bawahan yang tegang menyebabkan suasana kerja yang tidak sejahtera dan kesempatan pengembangan karier menjadi terhambat terutama bagi bawahan. Jadi, bagaimanakah caranya membangun hubungan atasan-bawahan yang saling menguntungkan ? Cobalah anda mulai dari beberapa langkah dasar dibawah ini:

1. Selesaikan Pekerjaan dengan Baik dan Patuhi Peraturan
Bekerjalah dengan cerdas dan selesaikan pekerjaanmu dengan baik. Tunjukkan inisiatif yang tinggi dan terbukalah merima tanggung-jawab anda. Penting untuk mengenali dengan baik perusahaan anda dan patuhi kebijakan-kebijakan perusahaan. Bagi karyawan non shift, pastikan bahwa pada jam kerja anda tidak akan keluar kantor (tanpa alasan jelas dan masuk akal serta selain untuk urusan kerja). Boleh saja sesekali anda keluar kantor untuk urusan keluarga yang teramat penting. Bagi anda yang kerja shift, pasti anda harus patuh pada aturan yang mengatakan bahwa kerja shift adalah mengutamakan team work, Terbukti bahwa orang yang ber IQ diatas rata-rata itu seringkali memiliki ide-ide yang cemerlang, tetapi dalam kerja team orang-orang ‘jenius’ ini juga sering dianggap sebagai individu yang ‘susah diatur’. Jadi, meski anda termasuk orang jenius kendalikan diri anda, berhati-hatilah dalam memberi masukan pada rekan dan atasan anda. Jangan memaksakan kehendak sebelum anda mampu meyakinkan ide-ide anda tsb.maka awali dengan menjaga hubungan baik dengan sesama karyawan.

2. Pahami Cara Kerja Atasan Anda
Penting memahami cara kerja atasan anda. Cari tahu apakah atasan menekankan pada aspek praktis atau pada nilai-nilai yang mendalam secara detil. Bekerjalah dengan cerdas dan selesaikan tugasmu sesuai arahan atasan anda. Apabila atasan anda menyukai hal-hal yang sederhana dan praktis, jangan berikan ia hal-hal yang mendetil. Jangan memberi penjelasan yang kurang perlu. Karena dalam jangka panjang anda sendiri yang akan semakin frustasi dengan cara kerja anda sendiri. Kemudian, cari tahu apa harapannya terhadap anda. Berkomunikasilah dengan atasan anda secara kontinue dan mintalah umpan-balik jika diperlukan. Memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan atasan itu terbukti sangat penting.

3. Bekerjalah Sebagai Bagian dari Perusahaan ( Employee Engagement )Bagaimana kinerja departemen anda tercermin pada atasan dan juga bawahan. Ketika departemen anda bekerja-sama, kredibilitas seluruh personnelnya meningkat. Bersikaplah professional dan pikirkanlah departemen sebagai satu kesatuan. Bekerja-sama-lah dengan rekan sekerja anda dan berkembanglah sebagai kesatuan. Tak jauh beda dengan para pekerja shift, disemua lini untuk mencapai kesuksesan sebuah departemen atau perusahaan, dibutuhkan kerjasama tim dan bukan kerja perorangan saja. Dengan kerjasama tim yang baik akan menghasilkan KPI departemen yang baik pula.

4. Selesaikanlah Ketidaksepahaman yang Terjadi
Apa yang anda lakukan apabila anda tidak setuju dengan putusan atasan anda? Apakah anda akan memikirkannya terus-menerus ataukah anda akan menjalankan itu walaupun setengah hati ? Dalam menghadapi dilema seperti ini, lebih baik pikirkan langkah-langkah yang akan diambil. Anggaplah ide-ide atasan sebagai ‘ilmu baru’.Pikirkan ! Perlukah anda bersusah-payah membahas masalah yang sensitif itu. Jika tidak, barangkali lebih baik tidak perlu bersikeras membahasnya.

5. Jangan "Mengancam" Posisi Atasan Anda
Bersikaplah penuh antusias tanpa kesan mengancam posisi atasan anda. Atasan anda akan tidak suka apabila ia tahu bahwa anda mengancam posisinya dalam perusahaan. Kerjakan dengan baik semua tugas yang didelegasikan pada anda. Bekerja dengan setengah hati hanya akan merugikan anda sendiri, Ilmu anda tidak bertambah dan secara hukum Tuhanpun anda tidak akan mendapatkan pahala apa-apa dari pekerjaan yang anda lakukan.

6. Bersikaplah Jujur dan Tidak Berjanji Secara Berlebihan
Kunci dalam mengembangkan hubungan kerja yang baik ialah menempatkan anda pada posisi dimana atasan anda percaya pada kemampuan anda dan ia dapat mengandalkan ide-ide anda yang baik. Walaupun ia meyakini kemampuan anda, katakan sejujurnya apabila anda pikir anda tidak akan dapat memenuhi deadline tertentu. Berikan penjelasan dan negosiasikan deadline yang lebih realistis. Dengan cara ini, atasan anda dapat memahami kapabilitas anda lebih baik lagi. Jika anda mendapatkan masalah, dekati atasan anda dan bertanyalah padanya. Jika anda menghindari masalah itu, maka yakinlah bahwa masalah tsb tidak akan selesai dengan sendirinya.

   Buatlah atasan anda berpikir dan merasa bahwa anda adalah benar-benar bawahan yang luarbiasa. Namun, andapun harus memperhatikan hak-hak anda sebagai karyawan. Jika ternyata setelah anda bekerja selama empat atau lima tahun tanpa ada usaha atasan untuk memberikan imbal balik yang semestinya, tidak ada tanda-tanda usaha untuk meningkatan kesejahteraan anda (karier dan gaji), barangkali inilah saatnya anda mengingatkan kembali atasan anda untuk ‘membuka dan membaca’ PKB atau peraturan perusahaan yang berlaku. Apabila mengalami situasi ini, anda tahu bahwa inilah waktunya untuk memperbarui resume anda dan mulai mencari informasi kepada bagian yang terkait dengan ‘kesejahteraan’ karyawan…( Abu Majid )

Warm Regards

Tidak ada komentar:

Posting Komentar