Rabu, 28 Desember 2011

Mutasi ( Part 2 )

Yakin Mau Pindah Kerja ?, Pikirkan…?
( Dari Obrolan ringan dengan Teman baik saya )
Oleh : Abu Majid
  
   “Bosen rasanya 15 tahun  disini begini-begini saja, enak ya sampeyan kerja di’luar’, resikonya kecil dan enggak bising …”, begitu beberapa teman pernah berkata pada saya. Saya hanya tersenyum saja, agak heran juga mengapa orang yang sudah bekerja 15 tahun masih ‘takut’ resiko, bukankah resiko dapat diatasi jika kita benar-benar menguasai seluk beluk pekerjaan kita ?. Dan Pupuk Kaltim sebagai Pabrik Agro Kimia adalah satu perusahaan besar yang sangat-sangat konsen terhadap resiko pekerjaan, sehingga tunjangan resiko begitu menjadi perhatian para managemen.

  Tak ada suatu hal pun di dunia ini yang sempurna. Kita semua tahu itu. Setiap hal pasti ada positif dan negatifnya. Begitu pun tentang pekerjaan. Ketika seseorang mendiskusikan tentang kantor atau perusahaan tempatnya bekerja, kata "benci", "kecewa", dan setipenya seringkali terlontar. Padahal, asal diketahui, label semacam itu adalah label yang sangat kuat. Jika kata benci sudah melekat di kepala anda maka sangat sulit untuk menghapusnya.

Dari obrolan ringan dengan teman baik saya di SDM beberapa saat lalu, terpikir oleh saya untuk membuat tulisan singkat ini. Sore itu kami ngobrol, diskusi mengenai berbagai hal. Saya merasa sangat beruntung sekali karena disela-sela kesibukan yang luar biasa sahabat saya itu masih menyempatkan waktu untuk ‘sekedar’ ngobrol dengan saya. Dari berbagai topik obrolan, sayapun sempat menyinggung tentang kebutuhan karyawan dan mutasi karyawan yang beberapa saat terakhir santer terdengar dilingkungan teman-teman produksi.
” Saya selalu meyakinkan kembali pada karyawan yang mengajukan pindah, apakah keinginan pindah benar-benar dari hati, ingin mengembangkan potensi diri atau karena berbagai hal yang bersifat sesaat saja, misalnya ada masalah dengan atasan, dengan rekan kerja dan sebagainya” begitu kata sahabat tsb.” Pak Ratman berminat pindah ke SDM ?” katanya tiba-tiba. Sayapun sempat kaget dengan pertanyaan tersebut. ” Wah..Saya sama sekali tidak berminat Pak, kalaupun saya berminat, saya akan minta pindah nanti ketika Bapak sudah pensiun saja” gurau saya. Beliaupun ikut tertawa mendengar jawaban saya.. ” Seorang karyawan itu modal utamanya adalah menyukai,mencintai pekerjaannya” kata beliau kemudian. Mencintai pekerjaan ?. saya mengernyitkan dahi. “Ya memang, selama kita tidak menyukai pekerjaan kita, maka kita hanya akan membuang waktu percuma. Bekerja tidak dengan ‘hati’ hanya akan sia-sia belaka” jelasnya seolah tahu apa yang ada dalam pikiran saya.

    Seseorang bisa membenci pekerjaannya karena banyak alasan, dan masing-masing individu akan sangat berbeda dalam menghadapinya. Jika Anda mendapati diri Anda mengeluhkan tentang pekerjaan, cobalah berhenti sejenak dan tanyakan lagi kepada diri Anda, apakah Anda benar-benar ‘membenci’ pekerjaannya atau ada yang bisa Anda lakukan untuk memperbaikinya tapi belum terlaksana?

Banyak hal yang menyebabkan seorang karyawan berkeinginan untuk pindah kerja. Jika kita perhatikan dari perbincangan dengan rekan-rekan kita, baik yang di Pupuk Kaltim, diluar bahkan teman-teman sekolah kita yang bekerja di perusahaan asing, rata-rata keluhanya hampir sama. Saya dapat mengambil kesimpulan bahwa setidaknya ada 7 alasan umum yang membuat seseorang bisa melontarkan kata "benci" kepada pekerjaannya dan tawaran solusi yang bisa membantu meredakannya.

1. Terlalu (brilian, berpengalaman, inovatif untuk bekerja di sini )
    Diakui atau tidak sebenarnya memang banyak rekan-rekan yang memiliki potensi besar, tetapi kurang bisa ter-explore. Mungkin anda adalah salah satu dari karyawan yang  merasa diri Anda memiliki kualitas bagus, namun tempat kerja kurang bisa jadi saluran yang tepat untuk kemampuan Anda. Jika Anda memang bisa melakukan pekerjaan yang lebih menantang atau memiliki tanggung jawab lebih, jangan berhenti mencarinya. Di lain pihak, jangan sampai hal itu menyurutkan upaya terbaik Anda untuk melakukan hal yang terbaik, karena Anda masih butuh rekomendasi dan jangan sampai mendapatkan kesan kurang baik dari lingkungan kerja anda, buktikan saja bahwa anda mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan sebenarnya setingkat diatas level anda. Namun anda tak perlu menawarkan diri untuk melakukan tugas di luar tanggung jawab Anda yang sekarang agar tidak terkesan ‘sok tahu’. Keuntungan lainya, waktu Anda di perusahaan akan terasa lebih cepat berlalu jika Anda mulai mencoba melakukan hal di luar rutinitas, sehingga anda tidak merasa jenuh.

2. Tak ada yang menganggap penting keberadaannya
    Patut disayangkan, terkadang potensi yang besar pada diri seseorang tidak terlihat oleh atasan, sehingga seorang karyawan yang seharusnya sudah bisa menghandle pekerjaan lain masih dipertahankan di salah satu Job hingga bertahun-tahun lamanya. Jika bakat, upaya, dan waktu Anda tersia-sia, Anda berhak untuk sebuah perubahan. Jika Anda memiliki kesempatan untuk bicara empat mata dengan bos Anda, entah itu untuk evaluasi hasil kerja atau sebuah diskusi yang terencana, cobalah jelaskan bahwa Anda khawatir Anda tak bisa menjalankan pekerjaan lebih baik atau bahkan terjadi penurunan pada komitmen anda di perusahaan, karena anda merasa sudah sangat familiar dengan tugas-tugas anda yang sekarang. lalu berikan contoh hasil kontribusi yang mungkin bisa Anda lakukan. Ketika Anda membingkai isu sebagai masalah profesional, ilustrasikan pula bagaimana perusahaan bisa melihat bahwa apa yang Anda kerjakan itu cukup penting, asal tetap buat pembicaraan berkisar pada topik untuk pengembangan perusahaan, ketimbang keluhan Anda. Semestinya tak ada perusahaan yang mengeluarkan promosi atau kenaikan grade, atau gaji  hanya karena mereka pikir “sudah waktunya”, misalnya usulan kenaikan grade karena sudah empat atau lima tahunan. Semestinya pula, Perusahaan merespon pada hasil, bukan berdasarkan kalender. Assesman seharusnya ber-orientasi pada kualitas dan kemampuan serta lowongan, bukan mengacu pada masa kerja.

3. Gaji tak sesuai Standar Pekerjaan
    Hati-hati berbicara “gaji”, tak perlu membandingkan gaji kita dengan rekan-rekan lain.Karena ada aturan pula dimasing-masing departemen. Ada departemen yang banyak melemburkan karyawan tapi ada pula sebaliknya, lemburan sangat minim. Bukankah inipun akan membedakan pendapatan kita ?. Seperti halnya saya, tentu saja gaji saya jauh dibawah rekan-rekan saya yang kerja shift, tetapi ini khan memang konskwensi dari sebuah pilihan ?. Jika anda termasuk yang suka ‘meributkan’ masalah gaji, hal ini bisa jadi  berarti Anda tak sabar untuk mendapatkan kenaikan gaji. Meski sebenarnya, adalah hal yang lumrah untuk seseorang berpikir bahwa ia tidak memiliki gaji yang cukup. Untuk bisa mengetahui apakah hasil kerja Anda selama ini sudah diganjar dengan pendapatan yang pas dengan hasil yang didapat orang di luar perusahaan ini yang memiliki titel dan jabatan yang sama?. Cari tahu, jika memang benar gaji Anda di bawah standar, cobalah untuk mendiskusikan kembali hal ini kepada atasan Anda atau mengusulkan agar Serikat pekerja melakukan riset diperusahaan se-type. Tapi ingat, tak semua perusahaan memiliki kebijakan yang sama untuk membayar tenaga-tenaga kerjanya sesuai standar kita. Andalah yang bisa mengukur antara kesetiaan, kebutuhan, dan kepuasan kerja.

4. Sudah tidak Perduli pada pekerjaan
    Apakah Anda benar-benar menyukai pekerjaan yang Anda lakukan ini? Jika Anda melakoni profesi yang sekarang hanya karena bisa dengan pekerjaan ini anda dapat memenuhi kebutuhan hidup anda, bisa jadi Anda tak benar-benar menyukainya. Anda akan mudah terpengaruh dengan iming-iming gaji yang lebih besar di tempat lain. Namun, jika Anda mengambil pekerjaan ini karena nilai lain yang terkandung, misal, kemungkinan untuk mengasah bakat, belajar hal baru, berinteraksi dengan banyak orang, maka kemungkinan Anda perlu mengingatkan diri Anda akan hal-hal tersebut. Apakah posisi lain di perusahaan yang sama atau di tempat lain bisa memenuhi kebutuhan Anda dalam cara yang berbeda dari perusahaan ini?. Jika Anda tahu bahwa ada kesempatan lain yang lebih cocok untuk Anda, carilah kesempatan itu. Sangat terkait dengan point 1 dan 2 diatas. Jika Anda sudah tiba di titik comfort zone, Loyalitas, output dari pekerjaan Anda akan cenderung menurun, atasan Anda tidak senang, dan Anda hanya menghabiskan waktu diri sendiri, juga merugikan perusahaan. Perusahaan seakan hanya mengelola asset yang menghabiskan biaya saja.

5. Tidak suka dengan Atasan
   Hati-hati dengan statement yang ada dikepala anda. Anda dan atasan mesti bertemu empat mata. Apa pasal ?, menghadap bos adalah untuk mengetahui apa yang bisa Anda ubah dan mengetahui apa ada yang salah diantara anda, atasan dan peraturan yang berlaku. Hal yang perlu anda ketahui adalah type bos anda. Dan anda pun harus tahu bahwa middle manager dengan top manager biasanya berbeda typikalnya. Misal, seorang Foremen atau kepala bagian bisa jadi lebih reseptif kepada kebutuhan Anda untuk sebuah kebebasan jika Anda duduk bersamanya dan membicarakan hal tersebut. meskipun Anda tak bisa berekspektasi bahwa seseorang akan berubah 180 derajat hanya untuk memuaskan kemauan Anda. Sadarilah bahwa beberapa tipe manager akan mau mendengarkan Anda dan mengubah suasana kantor untuk menciptakan suasana yang lebih baik. Sebagian lainnya tak bisa mengubah gaya mereka seperti Anda sulit mengubah kebiasaan Anda. Karenanya, Anda harus menghitung dan memperkirakan kompromi semacam apa yang bisa Anda lakukan. Tapi Introspeksi diri sangat-sangat penting anda lakukan. Jika si bos tak pernah bisa menemukan titik tengah dengan Anda, maka sudah saatnya Anda mencari informasi untuk segera mutasi ketempat lain.

6. Bosan Dengan Rekan Kerja
    Kultur perusahaan membuat Anda gerah?. Ketidakakraban dengan rekan kerja adalah masalah yang serupa masalah dengan bos. Bahkan ini sangat vital, apalagi pekerjaan kita mengutamakan team work . Setiap saat kita berinteraksi dengan rekan kerja kita. Untuk hal ini, Anda harus mau mencoba mengalah sedikit. Kadang, obrolan ringan sekilas saja bisa meredakan ketegangan, namun ada waktu-waktu tertentu perbedaan tidak bisa ditengahi. Jika Anda mencintai pekerjaan Anda, Anda bisa mencoba melepaskan diri dari situasi rekan kerja yang menyebabkan Anda stres. Mungkin masalahnya bukan karena mereka yang berubah, tapi karena Anda yang sudah bertumbuh, dan hal-hal yang biasa Anda lakukan bersama teman-teman sekarang menjadi kegiatan yang menjemukan. Terimalah fakta bahwa bisa jadi Anda yang berubah dan menjauh dari teman-teman kerja, lalu putuskan apa yang bisa Anda lakukan untuk menghadapinya.

7. Masalah Kesehatan
    Kesehatan menjadi factor utama seseorang dalam beraktivitas, seseorang yang mengalami gangguan pada kesehatan pisiknya akan mengalami kendala dalam berbagai hal. Jika seorang karyawan mengalami hal ini maka managemen harus segera mencari solusi dengan cara menempatkan si karyawan pada unit kerja yang memungkinkan untuk si karyawan tetap beraktifitas, tetap mempunyai kontribusi yang memadai kepada perusahaan. Jika tidak segera tertangani bukan mustahil si karyawan akan depresi, Ditempat kerja ia merasa tak mampu bekerja dengan maximal, merasa tidak enak dengan rekan-rekan lain. Dan secara jujur ia akan mengakui bahwa dimasa depan tentu ia tak akan mampu bersaing dengan rekan-rekan yang tidak mengalami kendala kesehatan.
Dari sisi karyawan bersangkutan, ia dituntut untuk segera menggali potensi-potensi dirinya dibidang lain sehingga ketika ia harus mutasi, ia sudah memiliki bekal yang memadai diunit kerja yang baru. Celakanya, kebanyakan karyawan tidak menyadari hal itu, sehingga ketika ia pada akhirnya ditempatkan di unit kerja yang tak sesuai potensinya, maka kembali sikaryawan akan mengalami kendala, susah beradaptasi dengan ilmu baru yang mau-tidak mau harus ia jalani. Tetapi apabila si karyawan sudah mengetahui potensi dirinya, maka ia dapat mengajukan pilihan dengan menjelaskan potensi yang sudah ia miliki. Sehingga ia akan dapat berkontribusi yang memadai pada perusahaan.

    Rekan-rekan, sahabat  Karyawan pupuk Kaltim yang saya cintai. Diatas hanya sekedar intremezo yang barangkali bisa menambah wawasan kita. Setiap anda ingin melakukan perubahan, jangan lupa Introspeksi Diri, perhatikan bahwa ego seseorang sangat jauh berbeda dengan orang lain, begitupula dengan anda. Jika keinginan anda murni karena ingin perubahan, ingin berkembang dan berbagai hal positif lainya, Go ahead….maju terus and GOOD LUCK………………( Abu Majid )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar