Rabu, 26 Oktober 2011

Ketidakpuasan Kerja

Oleh : abu Majid

   Bisa dikatakan “sering” saya mendengar karyawan pra-purna tugas yang mengatakan, “Kalau disuruh memilih, saya pilih pensiun hari ini. Yach..cukuplah dikasih uang sekian dan sekian. Daripada pensiun 5 tahun lagi, bikin muyek….”.Saya sering hanya tersenyum mendengarnya, namun sesekali saya juga berpikir, “Apakah saya juga akan mengatakan hal yang sama suatu saat nanti ?”. Selidik punya selidik, ternyata banyak diantara karyawan yang kurang puas, bahkan lebih extrim lagi, mereka "tidak" puas dengan atasan. Bekerja sekian tahun begini-begini saja, golongan seret, tidak ada perhatian dari atasan. Apalagi ‘boss-boss “muda” yang masih panjang jenjang kariernya, mereka sibuk mengurusi diri sendiri sehingga melupakan “asset-asset tua” yang ada. Para boss muda kurang ‘peka terhadap keadaan. Mereka menganggap semua baik-baik saja. Padahal sebenarnya banyak riak-riak kecil bahkan gelombang di hati para bawahannya.” Ya malu mas kalau mau nanya, mau minta kepada boss, wong sudah tua kok macem-macem…”. Duhh..trenyuh hati saya ketika mendengar keluhan sahabat-sahabat saya itu. Celakanya  banyak diantara mereka yang tidak tahu harus kemana menyampaikan unek-uneknya, sehingga mereka justru  ‘menyalahkan’ system, menyalahkan prosedur meyalahkan HRD dll.
   Bukan hal yang mudah memang bagi HRD / SDM untuk mengelola “ isi kepala ” seluruh Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh suatu Organisasi. Karena memang idealnya Karyawan menyampaikan “ isi hati “ nya melalui atasan secara berjenjang. Namun tak dipungkiri bahwa banyak para atasan yang terkadang justru membuat bawahan tidak nyaman dan memberi “ stempel “ kurang baik. Maka jangan salahkan bawahan jika terkadang mereka lebih memilih mencari Informasi dari pihak-pihak lain yang dirasa lebih dapat membantu dan lebih "aman". Faktor ketidakpuasan kerja karyawan dapat disebabkan oleh banyak hal, kompensasi yang tidak sesuai dengan harapan karyawan adalah salah satunya. Baik kompensasi berupa gaji maupun karir. Efek dari  ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi yang diterima dapat menimbulkan perilaku negatif karyawan terhadap organisasi, yaitu menurunnya komitmen karyawan terhadap organisasi.

   Kondisi ini menuntut suatu organisasi, PSDM khusunya untuk mengembangkan performanya, dan hal itu harus didukung pula oleh karyawan yang profesional dan memiliki loyalitas serta dedikasi yang tinggi. Untuk mencapai hal tersebut, maka pemberian kompensasi yang memuaskan dapat mengurangi timbulnya turnover dan output kerja yang ala kadarnya. Dengan meningkatkan komitmen karyawan pada organisasi dan melibatkan karyawan dalam kegiatan organisasi, maka hal inipun tak kalah penting dalam upaya mengurangi adanya turnover dan absenteeisme ( hanya mengisi daftar hadir ) istilahnya.

   Efek lain dari ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi adalah dampak psikologis yang dialami oleh karyawan yang ingin pindah dari organisasi atau bahkan pingin cepet-cepet pensiun seperti kasus diatas. Kondisi ini menimbulkan Stress karena keinginan tersebut tentunya tidak mudah untuk diwujudkan mengingat berbagai kondisi yang tidak atau kurang memungkinkan bagi karyawan untuk pindah dari satu departemen ke departemen lain, dari satu bagian ke bagian yang lain dan sterusnya. apalgi pindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain, misalnya kondisi persaingan di pasar tenaga kerja yang semakin ketat, birokrasi serta aturan internal yang ada di dalam perusahaan itu sendiri. Akhirnya bentuk ketidakmampuan mereka untuk keluar tersebut diwujudkan dengan tidak peduli terhadap pekerjaan mereka serta tidak merasa bertanggung jawab terhadap kemajuan organisasi atau dengan kata lain, mempunyai komitmen yang rendah terhadap organisasi.
Hal ini tentu saja membawa dampak yang sangat tidak menguntungkan bagi perusahaan karena karyawan yang mempunyai komitmen yang rendah akan menghasilkan prestasi kerja dan produktivitas yang rendah pula. 
Kondisi karyawan yang seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena dengan komitmen yang rendah, karyawan tidak bisa mencurahkan seluruh jiwa, perasaan dan waktu mereka untuk kemajuan organisasi yang pada akhirnya akan menyebabkan organisasi kehilangan daya saingnya. Banyak kasus seorang karyawan yang awalnya berpotensi dan berdedikasi tiba-tiba kehilangan gairah kerja.

Oleh karena itu sikap karyawan atas kepuasan kerja dan komitmen pada organisasi telah menjadi kepentingan yang mendesak bagi Serikat Pekerja, HRD, PSDM, SMSDM  dan pastinya bagi para atasan langsung karena hal itu membawa dampak bagi perilaku karyawan pada organisasi. Mereka dituntut untuk dapat mengidentifikasi mengenai factor-faktor penyebab ketidakpuasan dan loyallitas karyawan pada orgasnisasi.
Kompensasi seringkali membuat organisasi harus introspeksi apalagi bila hal tersebut berakibat banyak karyawan yang mempunyai sikap tidak peduli lagi dengan masa depan organisasi dan lingkungan tempat kerjanya. Apabila hal tersebut dibiarkan terus berlanjut, tidak mustahil terjadi turnover yang tinggi sehingga organisasi harus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk merekrut karyawan baru serta mentraining mereka. Salah satu cara untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pemberian kompensasi yang dapat memuaskan para karyawan, sehingga imbal baliknya adalah tercipta komitmen yang tinggi dari karyawan.

   Sumber daya manusia sebagai aset yang harus ditingkatkan efisiensi dan produktivitasnya. Untuk mencapai hal tersebut, maka organisasi harus mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong dan memungkinkan karyawan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta ketrampilan yang dimiliki secara optimal. Salah satu upaya yang dapat ditempuh organisasi untuk menciptakan kondisi tersebut adalah dengan memberikan kompensasi yang memuaskan. Dengan memberikan kompensasi, organisasi dapat meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan.
  Sebuah study yang pernah saya baca ( maaf lupa sumbernya ), mengatakan bahwa : Dari berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli perilaku menunjukkan bahwa faktor utama ketidakpuasan kerja karyawan adalah kompensasi yang tidak sesuai dengan harapan karyawan. Disamping itu adanya ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi yang diterima dapat menimbulkan perilaku negatif karyawan terhadap organisasi, yaitu menurunnya komitmen karyawan terhadap organisasi.

Salam hangat untuk sahabat-sahabat yang mau purna tugas

Abu Majid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar