“Kebahagiaan”
seorang Pensiunan
Oleh
: Abu Majid
SEHARUSNYA-lah
seorang karyawan yang memasuki masa pensiun akan merasa lega karena terlepas
dari rutinitas yang “membelenggu”, terlepas dari doktrin waktu yang mau tidak
mau, rela tidak rela harus ditaatinya selama masih menjadi karyawan. Sebagaimana
kita tahu di hampir semua perusahaan, utamanya Industri, karyawan dibedakan
menjadi 2 kelompok, karyawan shift dan Non shift. Bagi karyawan yang selama
pengabdiannya sebagai karyawan shift pasti akan sedikit berbeda dengan karyawan
non shift. Akan lebih terasa “kebebasan” itu ( Baca: Pensiun). Yang (mungkin ) sewaktu
masih jadi karyawan terkadang merasa “berat” ketika habis off duty kemudian harus masuk malam ( saya juga pernah merasakan
kok Pak, he….he....). atau disaat kita sudah membuat janji untuk keluarga,
tiba-tiba harus lembur atau dapat panggilan call
out dll. So, pensiun memang harus disambut dengan gembira bukan ?
Kembali
pada judul yang saya tulis, idealnya pensiunan yang menjalani hari-harinya
dengan “tidak bahagia” bisa dihitung dengan jari. Namun kenapa ya justru cerita
manis seorang teman yang pensiun jarang terhembus oleh kita. Ataukah kita yang
kurang perduli dengan beliau-beliau para pionir kita, kurangnya silaturahmi
kita dengan mereka, ataukah karena berlakunya hukum alam “ Gajah mati
meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan belang”..??.
Be Optimist sajalah, karena memasuki masa
pensiun merupakan sesuatu yang alamiah, Was
Born-Growt and Missing, ya khan ?. Membicarakan pensiun berarti sudah tidak membahas mengenai Employee Engaged lagi ya, karena pada
masa ini Engaged sudah tidak lagi bisa di paksakan melekat pada diri pensiunan.
Selain
itu masa pensiun merupakan kebagiaan dan kebanggaan tersendiri. Masa pensiun
merupakan hal yang indah dan perlu disyukuri, karena yang masih aktif belum
tentu bisa mencapai pensiun karena berbagai faktor, bisa karena hukuman
disiplin ( Warning), kesehatan terganggu sehingga memaksanya pensiun dini, atau
telah mendahului dipanggil Yang Maha Pencipta. Dan yang tak kalah penting,
pensiun merupakan kebanggaan bahwa kita sudah sempurna mengabdi pada bangsa dan
negara melalui Perusahaan.
Bagi pensiunan yang sudah mapan sejak awal, maka dengan memasuki masa pensiun artinya akan lebih banyak waktu luang untuk berkumpul dengan keluarga, beristirahat, setelah bertahun tahun bekerja keras, banyak waktu untuk merenungi perjalanan hidup. Memperbaikinya jika ada yang salah. Dan juga masa pensiun bisa dikatakan menikmati hidup sekaligus menyiapkan anak cucu sebagai generasi penerus agar menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa dengan pengalaman yang dimiliki. Nggak ada salahnya toch kalau kebetulan anak-anak kita memiliki kompetensi untuk menggantikan kita diperusahaan ?, bisa dikatakan mereka meneruskan tongkat estafet yang pernah ada ditangan kita. Menurut saya, masuknya anak-anak karyawan menjadi penerus diperusahaan memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Selain dapat mengukur kompetensinya sejak dini, pihak user juga sudah dapat membaca typicalnya. Bukankah ada pepatah “Buah jatuh takkan jauh dari pohonnya” ( kecuali pohon yang tumbuh diatas tebing dan buahnya jatuh ke jurang yang dalam..he…he…).
Bagi pensiunan yang sudah mapan sejak awal, maka dengan memasuki masa pensiun artinya akan lebih banyak waktu luang untuk berkumpul dengan keluarga, beristirahat, setelah bertahun tahun bekerja keras, banyak waktu untuk merenungi perjalanan hidup. Memperbaikinya jika ada yang salah. Dan juga masa pensiun bisa dikatakan menikmati hidup sekaligus menyiapkan anak cucu sebagai generasi penerus agar menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa dengan pengalaman yang dimiliki. Nggak ada salahnya toch kalau kebetulan anak-anak kita memiliki kompetensi untuk menggantikan kita diperusahaan ?, bisa dikatakan mereka meneruskan tongkat estafet yang pernah ada ditangan kita. Menurut saya, masuknya anak-anak karyawan menjadi penerus diperusahaan memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Selain dapat mengukur kompetensinya sejak dini, pihak user juga sudah dapat membaca typicalnya. Bukankah ada pepatah “Buah jatuh takkan jauh dari pohonnya” ( kecuali pohon yang tumbuh diatas tebing dan buahnya jatuh ke jurang yang dalam..he…he…).
Bagi
para pensiunan yang masih ingin tetap “bekerja” karena berbagai alasan, pengalaman
selama menjadi karyawan juga dapat dijadikan sebagai modal untuk memutuskan
aktifitas apa yang tepat dan cocok bagi kita untuk memilah kegiatan yang
dikehendaki, seperti bisnis, kegiatan sosial masyarakat, keagamaan atau usaha
lainnya.
Seperti saya tulis dalam artikel sebelumnya, masa pensiun merupakan hal alami, semua yang bekerja akan pensiun, tak terkecuali anda dan juga saya. Satu persatu memasuki gerbang pensiun dan akan diganti oleh generasi berikutnya. Maka dari itu sudah sewajarnya kita bekerja dengan sebaik-baiknya, ikhlas, cerdas, dan penuh dedikasi. Mengutip tausiah para ustadz yang didatangkan BPUI, “Bekerja kita anggap sebagai ibadah, tentunya dengan mengikuti aturan yang ditetapkan, sehingga saat pensiun dapat berjalan dengan baik. Itulah sebabnya, walaupun masih jauh dari pensiun, kita tetap harus mempersiapkan diri jauh jauh hari,”.
Jika sudah begitu pasti kita akan mendapat penghargaan setinggi-tingginya dari perusahaan. Perusahaan akan bangga dan berterimakasih pada karyawan yang memasuki masa pensiun, atas pengabdian, dedikasi dan loyalitas selama menjalankan tugas-tugas perusahaan.
Seperti saya tulis dalam artikel sebelumnya, masa pensiun merupakan hal alami, semua yang bekerja akan pensiun, tak terkecuali anda dan juga saya. Satu persatu memasuki gerbang pensiun dan akan diganti oleh generasi berikutnya. Maka dari itu sudah sewajarnya kita bekerja dengan sebaik-baiknya, ikhlas, cerdas, dan penuh dedikasi. Mengutip tausiah para ustadz yang didatangkan BPUI, “Bekerja kita anggap sebagai ibadah, tentunya dengan mengikuti aturan yang ditetapkan, sehingga saat pensiun dapat berjalan dengan baik. Itulah sebabnya, walaupun masih jauh dari pensiun, kita tetap harus mempersiapkan diri jauh jauh hari,”.
Jika sudah begitu pasti kita akan mendapat penghargaan setinggi-tingginya dari perusahaan. Perusahaan akan bangga dan berterimakasih pada karyawan yang memasuki masa pensiun, atas pengabdian, dedikasi dan loyalitas selama menjalankan tugas-tugas perusahaan.
Nah, endingnya tentu kita akan dapat
menjalani pensiun dengan perasaan senang dan gembira, dapat mengirim cerita
manis kepada rekan-rekan yang barangkali
merasa sedang galau menghadapi masa-masa persiapan pensiun…………(Abu Majid)